Translate

23 Nov 2011

Informasi pesan dan makna

Konsep teori informasi
Komunikasi sekarang telah memiliki beberapa macam konsep dan teori yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Komunikasi juga semakin berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.
teori komunikasi klasik menurut Shannon dan Weaver, teori yaitu matematis atau informasi yang berkembang setelah perang dunia II . Teori yang termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini mengkaji bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada.
Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusi Shannon dan Weaver dalam memberikan inspirasi ahli-ahli komunikasi berikutnya yang terus mengembangkan teorinya seperti Gerbner, Newcomb, Westley dan MacLean, dan lain-lain.
Teori Informasi atau Matematis
1. Konteks Sejarah
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.
Teori informasi juga dapat menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi.Konsep dasar dalam teori informasi adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.
Entropi
Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information).
(prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan-highly predictable, maka informasi tidak ada sama sekali. Kondisi inilah yang disebut dengan negentropy.
Redundansi
Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
Contoh dari fungsi redundansi misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.
Pesan dan makn
Pesan(message) adalah informasi yang di komunikasikan kepada orang lain atau khalayak dari isi komunikasi yang memiliki nilai yang disampaikna oleh seseorang komunikator,pesan juga bersipat menghibur,informatif,edukatif,persuasif dan juga bersipat propaganda,menurut  Dr.Turnomo Rahadjo  pesan dan makna yaitu Communication may have intentional and unintentional effects “apa yang kita katakana dan lakukan tidak selalu dimaknain oranglain seperti yang kita kehendaki.setiap orang memiliki otonomi (free will)dalam memaknai suatu realitas.moralitas dari hal tersebut:jangan pernah menyatakan diri paling benar karena kalau demikian akan menimbulkan polarized.
Ø  Masalah bahasa dalam komunikasi
Bahasa dalam komunikasi dalam penelitian ini merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu terhadap tinggi atau rendahnya partisipasi masyarakat. Desa Wonogoro merupakan salah satu desa yang komunikasi masyarakatnya adalah menggunakan bahasa Jawa dimana mayoritas masyarakat sekelilingnya adalah masyarakat yang berbahasa madura. Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa dalam komunikasi adalah adanya penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa oleh Kepala desa dalam penyampaian berbagai informasi pembangunan, dengan latar belakang pendidikan yang relatif cukup rendah sehingga kadang tidak mengerti dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang wajib untuk digunakan, sehingga komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa Jawa dan juga bahasa Indonesia.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh dalam komunikasi kepemimpinan Kepala Desa antara yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terhadap partisipasi masyarakat desa Wonogoro Kec. Lumbang Kab. Probolinggo.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori “The Conditions of Success in Communications” ( kondisi sukses dalam komunikasi ) yang berkaitan dengan komunikasi tatap muka yang dianggap sangat penting digunakan oleh komunikator (Kepala desa) dalam menyampaikan informasi sehingga dapat diterima dan dipahami oleh komunikan (masyarakat).
Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan 2 variabel yaitu bahasa dalam komunikasi (variabel X) dan partisipasi masyarakat (variabel Y).
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah masyarakat desa Wonogoro yang berjenis kelamin laki-laki, usia antara 30 sampai 70 tahun. Sedangkan sampel yang digunakan yaitu teknik Cluster Random Sampling. Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan perhitungan sampel menurut Winarno Surakhmad dimana disebutkan apabila sampel berjumlah diatas 100 orang maka diambil 25 % nya. Jadi 325 X 25 % = 81,25, sehingga menjadi 82 orang.
Sedangkan tehnik pengumpulan datanya menggunakan angket, observasi dan dokumentasi sebagai pelengkap data.
Data yang diperoleh akan dihitung secara statistik dengan menggunakan rumus Analisis Regresi linier sederhana dan Analisis Korelasi Product Moment.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh F hitung sebesar 21, 972 dan F tabel pada taraf signifikan 5 % menunjukkan nilai sebesar 3,96. Maka hipotesa penelitian ini diterima (HI) dan (HO) ditolak. Besarnya pengaruh yang terjadi diketahui dengan melihat nilai koefisien determinasi sebesar 0,464. Selanjutnya nilai koefisien determinasi dikalikan 100 %, sehingga dapat diketahui kalau pengaruh bahasa dalam komunikasi terhadap partisipasi masyarakat adalah 21,5%.


MASALAH BAHASA DALAM KOMUNIKASI
Bahasa dalam komunikasi dalam penelitian ini merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu terhadap tinggi atau rendahnya partisipasi masyarakat. Desa Wonogoro merupakan salah satu desa yang komunikasi masyarakatnya adalah menggunakan bahasa Jawa dimana mayoritas masyarakat sekelilingnya adalah masyarakat yang berbahasa madura. Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa dalam komunikasi adalah adanya penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa oleh Kepala desa dalam penyampaian berbagai informasi pembangunan, dengan latar belakang pendidikan yang relatif cukup rendah sehingga kadang tidak mengerti dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang wajib untuk digunakan, sehingga komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa Jawa dan juga bahasa Indonesia.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh dalam komunikasi kepemimpinan Kepala Desa antara yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terhadap partisipasi masyarakat desa Wonogoro Kec. Lumbang Kab. Probolinggo.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori “The Conditions of Success in Communications” ( kondisi sukses dalam komunikasi ) yang berkaitan dengan komunikasi tatap muka yang dianggap sangat penting digunakan oleh komunikator (Kepala desa) dalam menyampaikan informasi sehingga dapat diterima dan dipahami oleh komunikan (masyarakat).
Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan 2 variabel yaitu bahasa dalam komunikasi (variabel X) dan partisipasi masyarakat (variabel Y).
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah masyarakat desa Wonogoro yang berjenis kelamin laki-laki, usia antara 30 sampai 70 tahun. Sedangkan sampel yang digunakan yaitu teknik Cluster Random Sampling. Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan perhitungan sampel menurut Winarno Surakhmad dimana disebutkan apabila sampel berjumlah diatas 100 orang maka diambil 25 % nya. Jadi 325 X 25 % = 81,25, sehingga menjadi 82 orang.
Sedangkan tehnik pengumpulan datanya menggunakan angket, observasi dan dokumentasi sebagai pelengkap data.
Data yang diperoleh akan dihitung secara statistik dengan menggunakan rumus Analisis Regresi linier sederhana dan Analisis Korelasi Product Moment.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh F hitung sebesar 21, 972 dan F tabel pada taraf signifikan 5 % menunjukkan nilai sebesar 3,96. Maka hipotesa penelitian ini diterima (HI) dan (HO) ditolak. Besarnya pengaruh yang terjadi diketahui dengan melihat nilai koefisien determinasi sebesar 0,464. Selanjutnya nilai koefisien determinasi dikalikan 100 %, sehingga dapat diketahui kalau pengaruh bahasa dalam komunikasi terhadap partisipasi masyarakat adalah 21,5%.

Daftar pustaka:
Milke Tri Hartanti Dept. of Communication Science
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. (1992). Spektrum Komunikasi. Bandung: Penerbit Mandar Maju
Fiske, John. (1999). Introduction To Communication Studies. 2nd Edition. London: Guernsey Press Co Ltd
Griffin, EM. (2003). A First Look at Communication Theory, 5th Edition. USA: McGraw-Hill
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Group
Miller, Katherine. (2002). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. USA: McGraw Hill
Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Susanto, Astrid. S. (1977). Komunikasi Kontemporer. Jakarta: Penerbit Binacipta
http://jurusankomunikasi.blogspot.com
Milke Tri Hartanti Dept. of Communication Science,
Dr.Turnom



Tidak ada komentar: