Translate

3 Des 2013

MOTIVASI DALAM ORGANISASI

MOTIVASI DALAM ORGANISASI

Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti dorongan atau gerakan. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah satu tujuan. MOtivasi atau motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan, suatu driving force yang menggerakan manusia untuk berbuat sesuatu yang mempunyai tujuan tertentu. Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan yang dilalukan manusia selalu diawali dengan motivasi. Dan Salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi/instansi adalah motivasi kerja SDM yang ada dalam lingkungan organisasi/instansi tersebut. Motivasi merupakan variabel perantara yang digunakan untuk menerangkan faktor-faktor dalam diri individu, yang dapat membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku suatu tujuan tertentu (J.P. Chaplin). Motivasi berhubungan dengan kekuatan (dorongan) yang berada di dalam diri manusia, sehingga motivasi kerja menunjuk pada kondisi-kondisi (di dalam dan di luar individu) yang menyebabkan adanya keragaman dalam intensitas, kualitas, arah dan lamanya perilaku kerja, Pengertian motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi meliputi motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri sendiri, timbulnya motivasi internal disebabkan karena adanya kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang. Kekuatan ini akan mempengaruhi pikirannya, yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut. Contoh, seorang karyawan yang ingin mendapatkan nilai yang memuaskan dalam penilaian kinerja akan menentukan perilaku karyawan dalam memenuhi syarat penilaian tersebut, setelah memikirkan dalam-dalam maka perilakunya mungkin akan menjadi karyawan yang rajin dalam bekerja, tidak datang terlambat, tidak pernah absen dan mematuhi peraturan. Dan juga sebaliknya jika seorang karyawan tidak memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai nilai yang memuaskan maka dalam perilaku akan asal-asalan juga. Motivasi eksternal adalah motivasi yang bersumber dari luar yaitu kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Contoh,yaitu faktor pengendalian dan pengaruh oleh manajer yang meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan seperti halnya gaji atau upah, keadaan kerja dan kebijaksanaan perusahaan dan pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti penghargaan, Berikut adalah Salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi/instansi yaitu motivasi kerja SDM yang ada dalam lingkungan organisasi/instansi tersebut. Motivasi merupakan variabel perantara yang digunakan untuk menerangkan faktor-faktor dalam diri individu, yang dapat membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku suatu tujuan tertentu (J.P. Chaplin). Motivasi berhubungan dengan kekuatan (dorongan) yang berada di dalam diri manusia, sehingga motivasi kerja menunjuk pada kondisi-kondisi (di dalam dan di luar individu) yang menyebabkan adanya keragaman dalam intensitas, kualitas, arah dan lamanya perilaku kerja. “Suatu organisme (manusia/hewan) yang dimotivasi akan terjun ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tanpa dimotivasi. Selain menguatkan organisme itu, motivasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang lapar dimotivasi untuk mencari makanan untuk dimakan; orang yang haus, untuk minum; orang yang kesakitan, untuk melepaskan diri dari stimulus/rangsangan yang menyakitkan” (Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1983).

Pendekatan Motivasi
Dalam sebuah aktifitas manajemen seorang manajer dapat menggunakan beberapa pendekatan motivasi yaitu :
1.      Pendekatan perbedaan individu
Pendekatan ini menggunakan teori kebutuhan yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow, yaitu meliputi : (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan rasa aman, (3) kebutuhan afiliasi, (4) kebutuhan harga diri, dan (5) kebutuhan aktualisasi. Seorang karyawan tentunya memiliki sifat, jenis dan intensitas kebutuhan yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik dan kompleks. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual. Dengan begitu kita bisa menarik beberapa asumsi dari teori kebutuhan yaitu :
·         Adanya perbedaan kecenderungan kebutuhan pada tiap individu, yang dipengaruhi oleh lingkungan sebelumnya
·         Kecenderungan tersebut dapat berubah, jika salah satu kecenderungan terpuaskan
·         Kecenderungan tersebut biasanya berupa tingkatan, dan berbeda-beda tiap individu
Dalam memotivasi  seorang karyawan memalui pendekatan ini seorang Manajer harus selalu mendata (peka) terhadap kecendrungan kebutuhan karyawannya karena kebutuhan karyawan tentunya berbeda-beda sehingga tidak bisa langsung menyamakan kebutuhan karyawan secara generalisasi. Motivasi yang dilakukan harus mengikuti kecenderungan dimana kebutuhan karyawan tersebut karena dengan begitu motivasi yang diberikan bisa tepat dan benar-benar menjadi hal yang positif bagi karyawan tersebut.
2.      Pendekatan manajerial
Pendekatan ini yaitu mengelola motivasi karyawan melalui pengaturan tujuan atau sasaran organisasi dan sistem mencapainya. Pada pendekatan manajerial ini menggunkan tiga landasan teori motivasi,yaitu teori penetapan tujuan dan pada proses pencapaian tujuan menggunakan teori penguatan dan teori keadilan.
Teori penetapan tujuan dikembangkan oleh Edwin Locke  yang mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki mekanisme motivasional. Seorang manajer dapat memaksimalkan hal ini menjadi suatu motivasi yang cukup berpengaruh bagi kinerja para karyawan, yaitu dengan
·         Membuat tujuan atau sasaran yang spesifik dan jelas, misalnya : target penjulan bulan ini 10.000 unit
·         Membuat tujuan atau sasaran yang relatif sulit, tetapi tetap realistis untuk dicapai (menciptakan tantangan), misalnya : target penjualan diopinikan 2x lipat target tahun lalu, walaupun sudah melalui proses perhitungan yang realistis.
·         Melakukan proses penerimaan tujuan atau sasaran oleh karyawan, Misalnya : forum perumusan target
·         Menyediakan ruang bagi karyawan untuk memberikan umpan balik atas target yang telah ditetapkan.
Teori penguatan terdapat sebuah istilah yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yaitu menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan. Dengan hal ini berarti perilaku karyawan ditentukan oleh konsekuensi (hasil) yang diperoleh, baik konsekuensi positif (penghargaan) atau konsekuensi negatif (hukuman). Cara memotivasi manajer yaitu dengan melakukan pengaturan terhadap konsekuensi tersebut agar karyawan berperilaku sesuai harapan atau sesuai dengan tujuan organisasi. Bentuk pengaturan tersebut bisa meliputi: (a) pemberian penghargaan, (b) pemberian hukuman, dan (c) mendiamkan atau tdk menganggap ada. Teori keadilan yaitu pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Hal ini berarti perilaku karyawan juga dipengaruhi oleh keadilan dari penghargaan yang diterima. Keadilan adalah rasio (perbandingan) antara input pekerjaan dengan imbalan pekerjaan yang diperoleh. Cara memotivasi manajer dalam hal ini yaitu dengan memberikan penghargaan dan hukuman harus sesuai dengan input perilaku kerjanya. Sehingga manajer dituntut memiliki standar kerja yang konsisten harapannya  agar karyawan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya dan akan selalu berusaha secara maksimal.
3.      Pendekatan organisasi dan pekerjaan
Pendekatan ini menggunakan teori dua factor yang dikembangkan oleh Herzberg yang juga dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Agar karyawan dapat termotivasi maka perlu diketahui terlebih dalulu faktor-faktor apa saja yang akan dapat mempengarui karyawan sehingga akan mengetahui bagaimana cara melakukan motivasi.
Factor dalam lingkungan organisasi :
·         Kondisi Kerja: fasilitas pekerjaan, ruangan, pencahayaan, lokasi kerja
·         Supervisi Atasan: bimbingan dan dukungan atasan
·         Keamanan Kerja: kecenderungan PHK, jaminan kesehatan kerja
·         Status atau jabatan
Maka prinsip motivasi dalam lingkungan organisasi yang harus dilakukan manajer adalah dengan cara :
·         Menyediakan fasilitas kerja yang layak sehingga timbul kenyamanan kerja
·         Supervisi yang berisfat membimbing dengan intensitas yang cukup, sesuai kebutuhan
·         Stabilitas dalam jenjang karir dan perubahan jabatan. Intensitas rotasi jabatan dan PHK tidak terlalu sering
Factor dalam pekerjaan :
·         Kesesuaian dengan bakat dan minat
·         Prestasi yang diperoleh dalam pekerjaan tersebut: mencapai target tertentu, memecahkan masalah dan peluang baru
·         Pengakuan akan pekerjaan tersebut
·         Kesempatan untuk maju
Maka prinsip motivasi dalam pekerjaan yang harus dilakukan manajer adalah dengan cara :
·         Mendesain pekerjaan sesuai dengan bakat dan minat karyawan
·         Membuat sistem penghargaan dan pengakuaan terhadap prestasi kerja. Misal: sistem kompetisi kerja, karyawan teladan, dsbnya
·         Menyediakan fasilitas pembimbingan dan peluang pengembangan karir

4.      Pendekatan terintegrasi
Pendekatan ini adalah menggabungkan dari beberapa pendekatan-pendektan yang ada yang artinya adalah menggabungkan teori-teori motivasi dengan tujuan agar bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal karena setiap pendektan maupun teori selalu terdapat kelebihan dan kelemahan. Sehingga dalam hal ini sepenuhnya tergantung dari kreatifitas dan ketelitian seorang manajer dalam menggunakan system motivasi yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks organisasi.


ANALISIS DAGING SAPI IMPORT

ANALISIS DAGING SAPI IMPORT
Pada 13 Mei 2013 Perum BULOG di tunjuk Pemerintah sebagai Stabilisator dalam mengendalikan dan menstabilkan harga daging hingga akhir tahun 2013 ini. Akan tetapi, surat perizinan import daging, resmi di keluarkan pada tanggal 26 Juni 2013, Karena lambannya perizinan yang di berikan, BULOG tidak memiliki kekuatan dalam mengambil keputusan atau langkah lebih lanjut. Dari jumlah kuota daging yang di butuhkan oleh penduduk Indonesia berkisar 500.000 ton, namun pemerintah memberikan batasan kuota kepeda BULOG hanya 3.000 ton itu juga belum habis terjual pada juli hingga sekarang, namun semua ini tidak menutup kemungkinan untuk BULOG melanjutkan misi dalam menstabilkan harga karena batas hingga akhir tahun 2013 . Sejauh ini BULOG telah melakukan berbagai upaya dalam menstabilkan harga daging seperti Bazar,Pasar Murah,OP Daging dsb. yang tersebar di Divre BULOG mart seluruh Indonesia. Hingga saat ini BULOG sudah merealisasikan daging kurang lebih 1000 ton, Pasar tradisional belum siap menerima impor daging sapi beku karena mereka belum menganut system pasar daging modern dengan menggunakan cold storage oleh karena itu, ketika para pedagang di pasar tradisional tersebut di pasok daging beku hasil oprasi pasar tanpa adanya lemari pendingin, sulit bagi mereka untuk menerimanya.
Adapun beberapa isu yang menjadi permasalahan yang cukup signifikan yaitu adanya isu mengenai keraguan masyarakat terhadap kehallal’an daging import Perum bulog, adanya hormone di dalam daging dan lebih banyak kandungan lemak di banding daging, akan tetapi itu hanya sekedar rumor yang menjadi salah satu factor dalam persaingan antar pengusaha, Perum BULOG memastikan bahwa daging yang mereka impor dari Australia telah di nyatakan aman dari penyakit. Selain aman dari penyakit daging tersebut, dagingnya pun empuk dan halal di konsumsi Karena di potong oleh kaum muslim di Negara tersebut. Menteri pertanian suswono menduga adanya permainan harga daging yang di lakukan seperkumpulan. “saya rasa pasokan lebih dari cukup untuk menekan harga saat lebaran. Pasti ada seperkumpulan yang bermain di belakang ini dan menurut Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengatakan bahwa tata kelola sapi di Indonesia masih buruk akibat tata niaga yang buruk. “maslah utama harga-harga di kita, termasuk harga daging, adalah terkait tata kelola yang buruk karena di kuasai kartel-kartel yang mendominasi permasalahn pangan di Indonesia.

CARA MENGATASI
Menurut Regester & Larkin (2003:42) bahwa sebuah “issue“ merepresentasikan ‘suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder’ (‘a gap between corporate practice and stakeholder expectations’). Dengan kata lain, sebuah issue yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa mendatang. Dari definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian “issue” menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”. “Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola imej sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173). dan Menurut US Public Affairs Council (Regester & Larkin, 2003:44-46) menyatakan bahwa fungsi-fungsi yang dibutuhkan bagi manajemen issue adalah pengidentifikasian berbagai issue dan tren, mengevaluasi dampak, menempatkan prioritas, menetapkan posisi suatu perusahaan dan merancang tindakan dan respon dari perusahaan untuk membantu mendapatkan posisi tersebut serta mengimplementasikan rencana. Fungsi-fungsi ini harus ada secara konstan dan terintegrasi serta terfokus pada tugas utama yakni membantu organisasi, melalui manajemennya. Kunci dari tugas-tugas tersebut adalah merencanakan, memonitor, menganalisa dan mengkomunikasikan.  
Heath & Cousino mengidentifikasikan empat kebutuhan fungsi umum agar sebuah perusahaan dapat memaksimalkan posisinya serta memelihara lingkungan kebijakan publiknya secara positif, dengan sebuah fokus utama yakni memperhatikan hubungan dengan para stakeholder-nya dalam Perencanaan dan operasi yang cerdas, Pertahanan yang kuat dan penyerangan yang cerdas, “Getting the house in order”, Mengeksplorasi landasan, adapun pengendalian dan pengelolaan issue yaitu melalui:  Fase Kesadaran : dipetakan pada tahap 1 dari siklus issueissue potensial. Di sini, penekanan dalam tim manajemen adalah pada mendengarkan dan mempelajari. Mereka yang terlibat harus terjaga, terbuka, rendah hati, penasaran serta tertantang. Latar belakang informasi dan riset harus digunakan selengkapnya serta mengadakan pemonitoran infrastruktur. Fase Eksplorasi: Tahap ini mengindikasikan urgensi yang meningkat terhadap pentingnya issue. Tanggungjawab khusus harus dibagikan, kesadaran organisasi ditingkatkan dan proses analisa serta pembentukan opini dimulai. Suatu gugus tugas dapat dibentuk untuk memudahkan alokasi tanggungjawab. Fase Pembuatan Keputusan:  Pada tahap ini perusahaan harus mempertimbangkan tindakan. Tim manajemen harus mengukur dan memutuskan secara objektif terhadap beberapa alternatif yang diperlihatkan seraya mendorong pemikiran yang luas dan kreatifitas dalam memformulasikan suatu rencana tindakan. Fase Implementasi: Tahap ini melibatkan pengambilan langkah-langkah yang sesuai untuk membuat keputusan manajemen dilaksanakan. , Fase Modifikasi: Pengukuran dan evaluasi dari tindakan yang tengah dijalankan serta hasilnya, sehingga penyesuaian atau perbaikan terhadap rencana tindakan dapat dibuat, Fase Penyelesaian: Tahap ini adalah periode relaksasi yang harus menurunkan tingkat keterlibatan manajemen senior. Kegiatan kunci melibatkan delegasi yang sesuai dan menjamin implementasi atas perubahan yang dihasilkan manajemen dalam organisasi.
TEORITIS DAN ILMU

Secara teoritis teori pemulihan citra atau image restoration theory, menyatakan bahwa teori ini relevan sekali dalam menjawab krisis reputasi organisasi seseorang, citra atau reputasi seseorang secara ekstrem penting. Karena tuduhan atau kecurigaan pekerjaan jelek akan menimbulkan berbagai dampak. Perusahaan dapat kehilangan bisnisnya, politisi akan kehilangan dukungan dalam pemilihan umum, orang akan kehilangan teman-temannya dan berballik memusuhinya, serta suatu waktu akan memperoleh sanksi. Ancaman untuk citra bisa diatasi dengan adanya kemampuan komunikasi secara efektif. Citra bergandengan dengan pesan-pesan sewaktu adanya ancaman citra. Untuk itu, harus diputuskan : (a) apakah tuduhan atau kecurigaan itu sebagai anacaman citra, (b) siapa khalayak yang palin penting. Mengidentifikasi khalayak adalah penting. ( Heath, 2005:407-408). Dan secara ilmu komunikasi  Citra adalah obyek dari pr yang telah menjadi kebutuhan dari institusi layaknya sumber daya yang telah ada seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber daya pengetahuan. Oleh karena itu seorang humas yang menangani isu dalam pembentukan citra bukan hanya sekadar isu semata tetapi mempunyai dasar berpikir yang dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan melalui metode logika tertentu layaknya pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya. (sukatendel (1990) dalam ardianto (ii004).

MANAJEMAN KOMUNIKASI

MANAJEMAN KOMUNIKASI


·         Peran Pr Dalam Mengatasi Krisis ( Crisis Handling)
      Krisis : adanya konflik, guncangan, adanya masalah
Krisis adalah adanya masalah/ kegiatan untuk berimplikasi negative pada suatu organisasi, Citra merupakan hal yang terpenting bagi perusahaan, citra sengaja diciptakan agar memberikan nilai positif, nilai positif sangat diperlukan bagi seebuah perusahann untuk mendapatkan kepercayaan dari public agar eksistensi dari perusahaan dapat terus berkelanjut. Saat terjadi krisis kepercayaan dan  menurunnya ctra perusahaan peran pr sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk lebih jelas mengetahui peran pr dalam menangani krisis kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan ada beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu :
1.      persyaratan menjadi PR, terdapat persyaratan yang mendasar yang harus dimiliki seseorng yang ingin menjalankan fungsi PR diantaranya yaitu :
a)      kemampuan berkomunikasi / ability to communicate. Yaitu kemampuan bagi seorang pr dalam bentuk lisan dan tulisan yakni seorang pr harus mampu berbicara di depan umum seperti dapat melakukan presentasi , mampu mewawancarai dalam upaya pengumpulan fakta dan data dan dapat di wawancarai oleh press/ wartawan sebagai sumber berita, dalam komunikasi tulisan harus mampu membuat press realease, menulis laporan, membuat naskah pidato untuk manajeman, menulis konsep iklan layanan masyarakat, menulis brosur / selebaran dan bentuk komunikasi tulisan lainnya.
b)      Kemampuan berorganisasi/ manajerial, kemampuan manjerial atau keampuan seorang PR dapat diartiakan sebagai kemampuan mengantisipasi masalah dalam dan luar perusahaan termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya.
c)      Kemampuan bergaul / membina relasi artinya harus mampu berhubungan dengan dan bekerja sama, dengan berbagai macam orang dan mampu menjaga komunikasi yang baik dengan orang-orang yang berbeda / sama tingkatannya.
d)     Memiiliki kepribadian yang utuh/jujur (Personality integrity), artinya seorang pr harus memilki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat di andalkan dan dipercaya oleh orang lain dan dapat diterima sebagai seorang yang memiliki kepribadian utuh dan jujur,
e)      Banyak ide dan kreativ (Imaginations), seorang pr harus memiliki wawasan yang luas mengetahui benang merah persoalan serumit apapun,

2.      Tujuan universal PR
Pr mempunyai tujuan yang universal diantaranya menciptakan public understanding, atau pengertian public, pngertian belum berarti persetujuan atau penerimaan, dan persetujuan belum berarti penerimaan disini public memahami organisasai atau perusahaan tersebut dalam masalah prodak/jasa,aktivitas-aktivitas reputasi prilaku manajeman dsb.
a)      Menciptakan public conpidance adanya kepercayaan public terhadap perusahaan
b)      Menciptakan public support (adanya unsur dukungan dari public terhadap perusahaan baik itu dalam bentuk material, maupun spiritual.
c)      Menciptakan public coorperation, adanya kerjasama dari public terhadap perusahaan.

·         Fungsi Dan Kegiatan Utama Pr
Fungsi dari pr adalah :
1.      Mengetahui secara pasti dan mengavaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan perusahaannya
2.      Menasehati para executive mengenai cara-cara menangani pendapat umum yang timbul
3.      Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum.
Kegiatan utama dari pr adalah sebagai berikut :
1.      Menjalankan program terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manjeman organisasi
2.      Berurusan dengan hubungan antara organisasi dengan publiknya.
3.      Memantau pengetahuan, pendapat sikap dan prilaku di dalam dan diluar organisasi.
4.      Menganalisis pengaruh kebijakan prosedur dan tindakan pada public
5.      Menyesuaikan kebijakan aturan dan kebijakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan public dan keberadaan perusahaan,
6.      Memberikan saran dan masukan kepada manajeman dalam pembuatan kebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang menimbukan konflik dengan kepentingan public dan keberadaan perusahaan.
7.      Membangun dan memelihara hubungan komunikasi 2 arah antara organisasi dengan publiknya.
8.      Menghasilkan perubahan yang khusus dalam pengetahuan, pendapat, sikap dan prilaku di dalam dan diluar organisasi.
9.      Menciptakan huungan baru dan memelihara hubungan antara organisasi dan publiknya.

·         Metode PR dalam menangani krisis kepercayaan dan menurunya citra perusahaan
Perusahaan yang baik adlah perusahaan yang mencapai cita-cita dan tujuan nya secara maksimal. Begitu pula dengan kerja praktisi pr yang bertugas menangani krii kepercayaan dan mengembalikan cira positif perusahaan dimana praktisi pr ini bernaung untuk kelancaran jalannya proses pencapaian tersebut dilakukan cara-cara penyelenggaraan kerja yang se efisien mungkin, dengan mengngat factor tujuan biaya fasilitas, waktu dan tenaga dengan kata lain pr memerlukan metode kerja yang menjadi syarat mutlak untuk mencapai tujuan.  Metode pekerjaan PR ditekankan pada penelitian terhadap public dari penelitian disusun rencana kerja kemudian dilaksanakan lalu dilakukan evaluasi, secara sistematis proses pekerjaan PR dalam menangani krisis dan menurunnya citra perusahaan dapat digambarkan sesuai tahapan sebagai berikut :
1.      Penelitian / reset
Penelitian mempunyai peranan sangat penting sebagai kegiatan pendukung dalam melaksanakan fungsi PR baik untuk memperoleh data, faka lapangan mengenai citra perusahaan, persepesp, pandangan, dan opini public secara akurat serta tanggapan khalayak sebagai target, sebaga sasaran mengenai kebijaksanaan pelayanan, program kerja, aktivitas perusahaan. Secara ilmiah kita mengenal beberapa jenis penelitian
-          Survey
-          Study kasus
-          Activity analysis
-          Content / document analisis
-          Penelitian follow up
semua jenis penelitian tersebut dapat digunakan praktisi pr untu mencapai tujuannya
2.      Perencanaan / planning
Setelah mendapat hasil laporan yang berupa data dan faka dari penelitianpr kemudian menyusun rencana kerj, dalam hal ini rencana kerja disusun tidak berdasarkan pada keinginan yang dipaksakan dan irasional perencanaan yang baik bersifat rasional, fleksibel dan keterlanjutan, tujuan dari pencanaan pr adalah :
1.      Mengubah citra
2.      Membentuk citra baru
3.      Memperkenalkan perusahaan
4.      Meningkatkan ommunity relations
5.      Menentukan partisipasi pemimpin dalam kehidupan masyarakat / public life
6.      Memberitahukan kegiatan penelitian
Keberhasilan perencanaan tergantung pada keteramplan dan efisiensi praktisi PR.Salah satu factor yang bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari perencanaan tersebt adalah pembentukan opini, sikap dan citra.
3.      Pelaksanaan dan perencanaan
Pelaksanaan dan perencanaan  yang matang harus mendapat persetujuan dari semua pihak yang terkait. Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam melakukan apa yang telah direncanakan. Pengembalian kepercayaan dan citra perusahaan dilakukan dengan menggabungkan tenaga kerja, alat-alat, informasi, waktu, tempat dan uang. Pelaksanaan ini dikataka sukses apaliba tujuan telah tercapai. Dalam hal ini berbagai cara dan teknik digunakan diantaranya yaitu pendekata internal / internal public dan pendekatan terhadap umum/ eksternal public, untuk mengembalikan kepercayaan internal maupun eksternal dan citra perusahaan diutamakan pendekatan kepada umum karena menyangkut pandangan umum secara luas. Ada beberapa instrument yang dilakukan praktisi pr dalam melaksanakan membentuk citra lembaga perusahaan diantaranya adalah :

a.       Publisitas
b.      periklanan
c.       Demonstrasi
d.      Propaganda
e.       Pameran
f.       Sales promotion
g.      Penerbitan majalah perusahaan/ lembaga
h.      Open house

4.      Penilaian atau evaluasi
Penilaian ini adalh tahap diman pemerikasaan terhadap program dan rencana yang dapat dilakukan, tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih lanjut.