Translate

3 Des 2013

ANALISIS DAGING SAPI IMPORT

ANALISIS DAGING SAPI IMPORT
Pada 13 Mei 2013 Perum BULOG di tunjuk Pemerintah sebagai Stabilisator dalam mengendalikan dan menstabilkan harga daging hingga akhir tahun 2013 ini. Akan tetapi, surat perizinan import daging, resmi di keluarkan pada tanggal 26 Juni 2013, Karena lambannya perizinan yang di berikan, BULOG tidak memiliki kekuatan dalam mengambil keputusan atau langkah lebih lanjut. Dari jumlah kuota daging yang di butuhkan oleh penduduk Indonesia berkisar 500.000 ton, namun pemerintah memberikan batasan kuota kepeda BULOG hanya 3.000 ton itu juga belum habis terjual pada juli hingga sekarang, namun semua ini tidak menutup kemungkinan untuk BULOG melanjutkan misi dalam menstabilkan harga karena batas hingga akhir tahun 2013 . Sejauh ini BULOG telah melakukan berbagai upaya dalam menstabilkan harga daging seperti Bazar,Pasar Murah,OP Daging dsb. yang tersebar di Divre BULOG mart seluruh Indonesia. Hingga saat ini BULOG sudah merealisasikan daging kurang lebih 1000 ton, Pasar tradisional belum siap menerima impor daging sapi beku karena mereka belum menganut system pasar daging modern dengan menggunakan cold storage oleh karena itu, ketika para pedagang di pasar tradisional tersebut di pasok daging beku hasil oprasi pasar tanpa adanya lemari pendingin, sulit bagi mereka untuk menerimanya.
Adapun beberapa isu yang menjadi permasalahan yang cukup signifikan yaitu adanya isu mengenai keraguan masyarakat terhadap kehallal’an daging import Perum bulog, adanya hormone di dalam daging dan lebih banyak kandungan lemak di banding daging, akan tetapi itu hanya sekedar rumor yang menjadi salah satu factor dalam persaingan antar pengusaha, Perum BULOG memastikan bahwa daging yang mereka impor dari Australia telah di nyatakan aman dari penyakit. Selain aman dari penyakit daging tersebut, dagingnya pun empuk dan halal di konsumsi Karena di potong oleh kaum muslim di Negara tersebut. Menteri pertanian suswono menduga adanya permainan harga daging yang di lakukan seperkumpulan. “saya rasa pasokan lebih dari cukup untuk menekan harga saat lebaran. Pasti ada seperkumpulan yang bermain di belakang ini dan menurut Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengatakan bahwa tata kelola sapi di Indonesia masih buruk akibat tata niaga yang buruk. “maslah utama harga-harga di kita, termasuk harga daging, adalah terkait tata kelola yang buruk karena di kuasai kartel-kartel yang mendominasi permasalahn pangan di Indonesia.

CARA MENGATASI
Menurut Regester & Larkin (2003:42) bahwa sebuah “issue“ merepresentasikan ‘suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder’ (‘a gap between corporate practice and stakeholder expectations’). Dengan kata lain, sebuah issue yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa mendatang. Dari definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian “issue” menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”. “Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola imej sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173). dan Menurut US Public Affairs Council (Regester & Larkin, 2003:44-46) menyatakan bahwa fungsi-fungsi yang dibutuhkan bagi manajemen issue adalah pengidentifikasian berbagai issue dan tren, mengevaluasi dampak, menempatkan prioritas, menetapkan posisi suatu perusahaan dan merancang tindakan dan respon dari perusahaan untuk membantu mendapatkan posisi tersebut serta mengimplementasikan rencana. Fungsi-fungsi ini harus ada secara konstan dan terintegrasi serta terfokus pada tugas utama yakni membantu organisasi, melalui manajemennya. Kunci dari tugas-tugas tersebut adalah merencanakan, memonitor, menganalisa dan mengkomunikasikan.  
Heath & Cousino mengidentifikasikan empat kebutuhan fungsi umum agar sebuah perusahaan dapat memaksimalkan posisinya serta memelihara lingkungan kebijakan publiknya secara positif, dengan sebuah fokus utama yakni memperhatikan hubungan dengan para stakeholder-nya dalam Perencanaan dan operasi yang cerdas, Pertahanan yang kuat dan penyerangan yang cerdas, “Getting the house in order”, Mengeksplorasi landasan, adapun pengendalian dan pengelolaan issue yaitu melalui:  Fase Kesadaran : dipetakan pada tahap 1 dari siklus issueissue potensial. Di sini, penekanan dalam tim manajemen adalah pada mendengarkan dan mempelajari. Mereka yang terlibat harus terjaga, terbuka, rendah hati, penasaran serta tertantang. Latar belakang informasi dan riset harus digunakan selengkapnya serta mengadakan pemonitoran infrastruktur. Fase Eksplorasi: Tahap ini mengindikasikan urgensi yang meningkat terhadap pentingnya issue. Tanggungjawab khusus harus dibagikan, kesadaran organisasi ditingkatkan dan proses analisa serta pembentukan opini dimulai. Suatu gugus tugas dapat dibentuk untuk memudahkan alokasi tanggungjawab. Fase Pembuatan Keputusan:  Pada tahap ini perusahaan harus mempertimbangkan tindakan. Tim manajemen harus mengukur dan memutuskan secara objektif terhadap beberapa alternatif yang diperlihatkan seraya mendorong pemikiran yang luas dan kreatifitas dalam memformulasikan suatu rencana tindakan. Fase Implementasi: Tahap ini melibatkan pengambilan langkah-langkah yang sesuai untuk membuat keputusan manajemen dilaksanakan. , Fase Modifikasi: Pengukuran dan evaluasi dari tindakan yang tengah dijalankan serta hasilnya, sehingga penyesuaian atau perbaikan terhadap rencana tindakan dapat dibuat, Fase Penyelesaian: Tahap ini adalah periode relaksasi yang harus menurunkan tingkat keterlibatan manajemen senior. Kegiatan kunci melibatkan delegasi yang sesuai dan menjamin implementasi atas perubahan yang dihasilkan manajemen dalam organisasi.
TEORITIS DAN ILMU

Secara teoritis teori pemulihan citra atau image restoration theory, menyatakan bahwa teori ini relevan sekali dalam menjawab krisis reputasi organisasi seseorang, citra atau reputasi seseorang secara ekstrem penting. Karena tuduhan atau kecurigaan pekerjaan jelek akan menimbulkan berbagai dampak. Perusahaan dapat kehilangan bisnisnya, politisi akan kehilangan dukungan dalam pemilihan umum, orang akan kehilangan teman-temannya dan berballik memusuhinya, serta suatu waktu akan memperoleh sanksi. Ancaman untuk citra bisa diatasi dengan adanya kemampuan komunikasi secara efektif. Citra bergandengan dengan pesan-pesan sewaktu adanya ancaman citra. Untuk itu, harus diputuskan : (a) apakah tuduhan atau kecurigaan itu sebagai anacaman citra, (b) siapa khalayak yang palin penting. Mengidentifikasi khalayak adalah penting. ( Heath, 2005:407-408). Dan secara ilmu komunikasi  Citra adalah obyek dari pr yang telah menjadi kebutuhan dari institusi layaknya sumber daya yang telah ada seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber daya pengetahuan. Oleh karena itu seorang humas yang menangani isu dalam pembentukan citra bukan hanya sekadar isu semata tetapi mempunyai dasar berpikir yang dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan melalui metode logika tertentu layaknya pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya. (sukatendel (1990) dalam ardianto (ii004).

Tidak ada komentar: