ANALISIS DAGING SAPI IMPORT
Pada 13 Mei 2013 Perum BULOG di tunjuk
Pemerintah sebagai Stabilisator dalam mengendalikan dan menstabilkan harga
daging hingga akhir tahun 2013 ini. Akan tetapi, surat perizinan import daging,
resmi di keluarkan pada tanggal 26 Juni 2013, Karena lambannya perizinan yang
di berikan, BULOG tidak memiliki kekuatan dalam mengambil keputusan atau
langkah lebih lanjut. Dari jumlah kuota daging yang di butuhkan oleh penduduk
Indonesia berkisar 500.000 ton, namun pemerintah memberikan batasan kuota
kepeda BULOG hanya 3.000 ton itu juga belum habis terjual pada juli hingga
sekarang, namun semua ini tidak menutup kemungkinan untuk BULOG melanjutkan
misi dalam menstabilkan harga karena batas hingga akhir tahun 2013 . Sejauh ini
BULOG telah melakukan berbagai upaya dalam menstabilkan harga daging seperti
Bazar,Pasar Murah,OP Daging dsb. yang tersebar di Divre BULOG mart seluruh
Indonesia. Hingga saat ini BULOG sudah merealisasikan daging kurang lebih 1000
ton, Pasar
tradisional belum siap menerima impor daging sapi beku karena mereka belum
menganut system pasar daging modern dengan menggunakan cold storage oleh karena
itu, ketika para pedagang di pasar tradisional tersebut di pasok daging beku
hasil oprasi pasar tanpa adanya lemari pendingin, sulit bagi mereka untuk
menerimanya.
Adapun beberapa isu yang menjadi
permasalahan yang cukup signifikan yaitu adanya isu mengenai keraguan masyarakat
terhadap kehallal’an daging import Perum bulog, adanya hormone di dalam daging
dan lebih banyak kandungan lemak di banding daging, akan tetapi itu hanya
sekedar rumor yang menjadi salah satu factor dalam persaingan antar pengusaha, Perum
BULOG memastikan bahwa daging yang mereka impor dari Australia telah di
nyatakan aman dari penyakit. Selain aman dari penyakit daging tersebut,
dagingnya pun empuk dan halal di konsumsi Karena di potong oleh kaum muslim di
Negara tersebut. Menteri
pertanian suswono menduga adanya permainan harga daging yang di lakukan
seperkumpulan. “saya rasa pasokan lebih dari cukup untuk menekan harga saat
lebaran. Pasti ada seperkumpulan yang bermain di belakang ini dan menurut
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengatakan
bahwa tata kelola sapi di Indonesia masih buruk akibat tata niaga yang buruk.
“maslah utama harga-harga di kita, termasuk harga daging, adalah terkait tata
kelola yang buruk karena di kuasai kartel-kartel yang mendominasi permasalahn pangan
di Indonesia.
CARA MENGATASI
Menurut Regester
& Larkin (2003:42) bahwa sebuah “issue“ merepresentasikan ‘suatu
kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder’
(‘a gap between corporate practice and stakeholder expectations’).
Dengan kata lain, sebuah issue yang timbul ke permukaan adalah suatu
kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika
dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja
organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa
mendatang. Dari definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian “issue”
menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan
penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan
teori dan proses “manajemen issue”. “Manajemen issue
adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi
resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola imej sebagai sebuah
aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder
utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang
saham”. (Caywood, 1997:173). dan Menurut US Public Affairs Council
(Regester & Larkin, 2003:44-46) menyatakan bahwa fungsi-fungsi yang dibutuhkan
bagi manajemen issue adalah pengidentifikasian berbagai issue dan
tren, mengevaluasi dampak, menempatkan prioritas, menetapkan posisi suatu
perusahaan dan merancang tindakan dan respon dari perusahaan untuk membantu
mendapatkan posisi tersebut serta mengimplementasikan rencana. Fungsi-fungsi
ini harus ada secara konstan dan terintegrasi serta terfokus pada tugas utama
yakni membantu organisasi, melalui manajemennya. Kunci dari tugas-tugas
tersebut adalah merencanakan, memonitor, menganalisa dan mengkomunikasikan.
Heath &
Cousino mengidentifikasikan empat kebutuhan fungsi umum agar
sebuah perusahaan dapat memaksimalkan posisinya serta memelihara lingkungan
kebijakan publiknya secara positif, dengan sebuah fokus utama yakni
memperhatikan hubungan dengan para stakeholder-nya dalam Perencanaan dan operasi yang cerdas, Pertahanan yang
kuat dan penyerangan yang cerdas, “Getting the house in order”,
Mengeksplorasi landasan, adapun pengendalian dan pengelolaan issue yaitu
melalui: Fase Kesadaran : dipetakan
pada tahap 1 dari siklus issue – issue potensial. Di sini,
penekanan dalam tim manajemen adalah pada mendengarkan dan mempelajari. Mereka
yang terlibat harus terjaga, terbuka, rendah hati, penasaran serta tertantang.
Latar belakang informasi dan riset harus digunakan selengkapnya serta
mengadakan pemonitoran infrastruktur. Fase Eksplorasi: Tahap ini
mengindikasikan urgensi yang meningkat terhadap pentingnya issue.
Tanggungjawab khusus harus dibagikan, kesadaran organisasi ditingkatkan dan
proses analisa serta pembentukan opini dimulai. Suatu gugus tugas dapat
dibentuk untuk memudahkan alokasi tanggungjawab. Fase Pembuatan Keputusan:
Pada tahap ini perusahaan harus mempertimbangkan
tindakan. Tim manajemen harus mengukur dan memutuskan secara objektif terhadap
beberapa alternatif yang diperlihatkan seraya mendorong pemikiran yang luas dan
kreatifitas dalam memformulasikan suatu rencana tindakan. Fase Implementasi: Tahap ini
melibatkan pengambilan langkah-langkah yang sesuai untuk membuat keputusan
manajemen dilaksanakan.
, Fase Modifikasi: Pengukuran
dan evaluasi dari tindakan yang tengah dijalankan serta hasilnya, sehingga
penyesuaian atau perbaikan terhadap rencana tindakan dapat dibuat, Fase
Penyelesaian: Tahap ini
adalah periode relaksasi yang harus menurunkan tingkat keterlibatan manajemen
senior. Kegiatan kunci melibatkan delegasi yang sesuai dan menjamin
implementasi atas perubahan yang dihasilkan manajemen dalam organisasi.
TEORITIS DAN
ILMU
Secara
teoritis teori pemulihan citra atau image restoration theory, menyatakan bahwa
teori ini relevan sekali dalam menjawab krisis reputasi organisasi seseorang,
citra atau reputasi seseorang secara ekstrem penting. Karena tuduhan atau
kecurigaan pekerjaan jelek akan menimbulkan berbagai dampak. Perusahaan dapat
kehilangan bisnisnya, politisi akan kehilangan dukungan dalam pemilihan umum,
orang akan kehilangan teman-temannya dan berballik memusuhinya, serta suatu
waktu akan memperoleh sanksi. Ancaman untuk citra bisa diatasi dengan adanya
kemampuan komunikasi secara efektif. Citra bergandengan dengan pesan-pesan
sewaktu adanya ancaman citra. Untuk itu, harus diputuskan : (a) apakah tuduhan
atau kecurigaan itu sebagai anacaman citra, (b) siapa khalayak yang palin
penting. Mengidentifikasi khalayak adalah penting. ( Heath, 2005:407-408). Dan
secara ilmu komunikasi Citra adalah obyek dari pr yang telah
menjadi kebutuhan dari institusi layaknya sumber daya yang telah ada seperti
sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber
daya pengetahuan. Oleh karena itu seorang humas yang menangani isu dalam
pembentukan citra bukan hanya sekadar isu semata tetapi mempunyai dasar
berpikir yang dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan melalui metode logika
tertentu layaknya pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya. (sukatendel
(1990) dalam ardianto (ii004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar