Gank Motor Di Kalangan Remaja
BEKASI,MUSTIKAJAYA 12/05/12-
Geng motor menurut Bu.Tina Rustiana guru biologi dari SMA 9 BEKASI
Menurut nya,geng motor merupakan suatu kumpulan anak-anak muda yang sering meresahkan
masyarakat dengan banyak melakukan pengrusakan terhadap fasilitas-fasilitas
umum maupun warga sekitar,dan disinyalir geng motor yang paling marak di
Indonesia yaitu wilayah Bandung,Jawabarat.
Menurut
Bu.Tina Rustiana di dalam sebuah geng motor juga ada segi positifnya antara
lain kegiatan sosial seperti gotong royong maupun bakti sosial namun. Belakangan
ini muncul fenomena geng motor di kalangan anak muda, khususnya remaja kita.
Meskipun sama sekali bukan hal baru, namun geng motor mencuat ke publik
berkenaan dengan isu dan praktek kekerasan yang lekat dengannya.
Geng
motor dan geng-geng remaja lain pada awalnya merupakan jawaban nyata dari
kebutuhan kaum remaja atas wadah komunikasi antarsesama tadi. Remaja-remaja
yang punya background sama: memiliki
sepeda motor dan suka ber-motor ria'. Pada perkembangannya, setelah mereka
berkumpul dalam sebuah geng, mereka akan mengisi perkumpulan itu dengan
aktivitas. Di sinilah masalah mulai muncul. Pemilihan terhadap aktivitas apa
yang akan dijadikan materi kelompok akan menentukan bagaimana warna geng itu ke
depan. Dan permulaan dari munculnya keinginan untuk ikut gabung dalam
geng motor biasannya dipicu dari permasalahan pribadi baik itu dari lingkungan
keluarga dan lingkungan sekitar ataupun keingin tahuan dia dalam pergaulan
bebas , ujar bu.Tina “awalnya sih nyoba-nyoba,lama – lama malah menggila ``Sebenarnya bila remaja berkumpul dan berkelompok, itu merupakan hal yang lumrah. Masalahnya adalah ketika berkumpulnya mereka itu mengarah pada hal yang destruktif. Sebagaimana lazimnya manusia, kalangan remaja juga membutuhkan komunitas untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Mereka akan merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan sesama, dalam artian usia yang sama lebih-lebih dengan kecenderungan dan hobi yang sama pula. Interest yang sepadan akan menguatkan jalinan serta ikatan emosional antarsesama anggota yang berada dalam satu grup. Contohnya geng motor bekasi yang berada diwilayah sekitaran Grand wisata, menurut sundut pandang saya sendiri tidak pernah meresahkan masyarakat atau merusak fasilitas-fasilitas umum disana.
Kalau
misalkan saya memiliki anak didik yang mengikuti geng motor dan dia melakukan
aksi kekerasan terhadap teman sekelas nya baik fisik maupun nonfisik,saya tidak
akan segan-segan untuk menindak tegas anak didik saya,mungkin hal pertama yang
akan saya lakukan dengan cara pendekatan dan merundingkan masalahnya dengan
orangtua murid bila si anak didik masih melakukan kesalahan yang sama,saya akan
memberikan peringatan kedua dengan teguran dan hukuman jika dia masih belum
bisa di kasih tau dengan sekali dua kali saya tidak akan mentolerir anak didik
saya,sebagai pelajaran saya akan keluarkan dia dari sekolah.
Anak-anak
yang mengikuti geng motor ini biasanya dari kalangan menengah kebawah dan di
gandrungi oleh anak-anak Remaja karena remaja
termasuk dalam pribadi-pribadi yang gelisah. Posisi organisasi remaja
seharusnya mampu menjadi pelarian' (dalam artian positif) bagi kegelisahan
mereka. Para remaja banyak yang merasa kesepian dan membutuhkan pendamping, di
luar orangtua dan guru mereka. Apalagi dalam satu kasus ketika orangtua tidak
cukup waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anak,dan guru hanya bisa
mengajarkan mata pelajaran secara teks book semata. Organisasi remaja semisal PRAMUKA,PASKIBRA,Ikatan
Remaja Mesjid (IRM), Pelajar Islam Indonesia (PII), Organisasi Intra Sekolah
(OSIS), dan sebagainya harus mampu melakukan reorientasi program dan kegiatan
yang mempunyai sense kuat terhadap kebutuhan remaja. Kalau ini terpenuhi, maka
remaja-remaja kita akan merasa memiliki teman yang mengasikkan namun sekaligus
mampu memberikan guidance.